Teknik Sipil Unkhair Terlibat dalam World Water Forum (WWF) di Bali

Fatek Unkhair – Dosen Teknik Sipil Universitas Khairun (Unkhair) Nabila Islamaiya Alhadar, ST., MT dan Mahasiswi Teknik Sipil Magfira Ibrahim dipercaya membersamai Balai Wilayah Sungai Maluku Utara sebagai pendamping Akademisi untuk memainkan peran dan terlibat dalam Forum Air Dunia (World Water Forum) ke-10 yang mengusung tema “Water for Shared Prosperity”. Forum internasional ini digelar di Bali mulai tanggal 18 sampai 25 Mei 2024 menjadi ajang bagi Teknik Sipil Universitas Khairun untuk menunjukkan kontribusinya dalam mengatasi berbagai tantangan air global.

Sebagai institusi yang terus memperbarui pengetahuan khususnya di bidang sumber daya air, Teknik Sipil Unkhair telah lama terlibat dalam Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada Masyarakat terkait masalah air, akan terus berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan air khususnya di Maluku Utara secara Regional maupun Nasional. World Water Forum merupakan agenda dunia yang diadakan setiap tiga tahun oleh Dewan Air Dunia, menjadi tempat bagi para pemangku kepentingan dari seluruh dunia untuk berkolaborasi dan mencari Solusi jangka Panjang terhadap isu-isu air yang mendesak.
Sebanyak 20.000 peserta dari 160 negara turut hadir dalam acara ini yang menampilkan berbagai kegiatan. 279 sesi seperti sesi politik, regional, dan tematik, panel Tingkat tinggi, dan 254 stan pameran dan pameran dengan 64.000 pengunjung dalam 7 hari.


Presiden Joko Widodo dan beberapa anggota Kabinet, termasuk Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, turut memperkuat keberadaan Indonesia dalam forum ini.

Teknik Sipil Universitas Khairun mengambil kesempatan ini untuk refleksi pengetahuan dalam mengatasi tantangan air khususnya di Maluku Utara sebagai daerah kepulauan yang masih terus berbenah dalam mengatasi Permasalahan sumber daya air baik melalui penelitian dan inovasi di bidang sumber daya air.. Berdasarkan data statistik tahun 2023, Provinsi Maluku Utara memiliki pulau sebanyak 1.474 pulau, Dimana terdapat 89 pulau yang dihuni dan 1.385 pulau yang tidak berpenghuni. Sebanyak 89 sembilan pulau yang dihuni 87% masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses air bersih.

“Di serangkaian sesi WWF ini, kami turut menghadiri undangan Bapak Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan jajarannya dalam Parallel Event 16 “Academics Sharing Session Water” Bersama Pejabat Tinggi Pratama dan Kepala BBWS/BWS/Balai Teknik/Balai beserta 95 akademisi (Dosen SDA seluruh Indonesia) yang berada di wilayah kerjanya yang tergabung dalam Dosen SDA seluruh Indonesia. Dalam pertemuan ini kami berdialog dalam mencapai kesejahteraan melalui Air. Air menjadi unsur penting manusia dalam melangsungkan kehidupannya. Permasalahan sumber daya air yang semakin kompleks saat ini perlu pengelolaan yang baik agar sumber air tetap terjaga. Hal ini tentunya sesuai dengan Tujuan SDGs nomor 6 untuk menjamin akses terhadap air dan sanitasi untuk semua Masyarakat pada tahun 2030. Karena akses air bersih dan sanitasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang mendasar untuk kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu, dalam mewujudkan kesejahteraan terkait air dibutuhkan peran penting elemen yaitu Masyarakat (Menginginkan akses terhadap air yang mudah, murah, dan tepat waktu, baik air minum, irigasi, air baku, maupun air untuk sanitasi), Pemerintah (Ingin memastikan pelayanan publik terkait air dapat tetap terjaga dan menjangkau Masyarakat), dan Swasta (Ingin mendapatkan proses yang efisien dalam mendistrbusikan air untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar)”. ucap Nabila

Sementara itu, Magfira (Mahasiswi Teknik Sipil Unkhair) mengaku ini menjadi pengalaman dan kesan yang sangat menarik.
“Kesan saya selama mengikuti World Water Forum ke-10 di Bali, tentunya sangat penting dan menarik. Selama berada di kegiatan ini kami membahas terkait isu-isu air yang terjadi dan yang akan terjadi. Saya juga sangat tertarik dan mendapatkan ilmu baru dengan pembahasan terkait bagaimana menghadapi dampak dari perubahan iklim, Integrated Water Management System di Pulau-Pulau kecil dari berbagai negara. Saya sangat menikmati banyak event yang diselenggarakan, ada world water council, fair and expo, carnival, field trip, cultural night dan masih banyak lagi event lain. Selain acara tersebut, WWF menjadi ajang interaksi bersama mahasiswa dari berbagai kampus terbaik di Indonesia dan peserta delegasi dari berbagai negara di Dunia. Tidak lupa juga kami memanfaatkan waktu untuk menikmati keindahan Pulau Bali, Adat Budaya dan Keindahan Pantai sembari melihat bangunan pemecah gelombang (Breakwater) di beberapa spot Pantai di Bali”. Ucap Magfira
“Kami ucapkan terimakasih kepada Balai Wilayah Sungai Maluku Utara dan Kampus tercinta Universitas Khairun atas kepercayaannya kepada kami untuk membersamai kegiatan ini”, pungkas Nabila.
World Water Forum ke-10 ini menjadi momen penting bagi Teknik Sipil Universitas Khairun untuk berbagi pengetahuan, pegalaman, dan menjalin Kerjasama dengan komunitas air baik secara regional, nasional maupun Internasional. Teknik Sipil Unkhair siap berkontribusi dalam upaya Bersama untuk mengatasi berbagai tantangan air global dan memastikan keberlanjutan sumber daya air untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *